Cinta.
Sampai ketikan ini saya pun tak pernah tau apa maknamu.
Apa kamu itu Buta? Tapi saya tau kamu bisa melihat saya dari mata mereka dan mata nya.
Apa kamu Bodoh? Tapi kamu bisa dengan cerdas berkonspirasi dengan Alam Semesta dan waktu untuk mempertemukan saya dengan dia.
Kamu, membuat saya meragu tentang apa dan siapa kamu.
Padahal yang saya tau, kamu sudah ada di sekitar saya sejak saya belum bisa menulis surat ini untukmu.
Kenapa mereka selalu menyalahkan sakit hati nya kepadamu?
Apa kamu sejahat itu?
Saat mereka yang patah hati dan menyalahkanmu bahkan mengutukmu, apa kamu hanya diam?
Lalu mengapa mereka akan kembali memujamu setelah kekesalannya pudar?
Seindah apakah rupamu sehingga kamu selalu dipuja dan merasa dimiliki oleh hampir seluruh manusia di dunia?
Bahkan, seorang seperti Adolf Hitler pun memujamu.
Apa kamu seperti peri dengan panah dan sayapnya di cerita dongeng?
Kamu adalah korban keegoisan manusia.
Mereka memuja, dan akan dengan mudah mengutuk saat mereka jatuh. Begitupun saya.
Atau mungkin, Manusia adalah korban keegoisanmu?
Kamu, sesuatu yang selalu dibutuhkan oleh setiap manusia. .
Apa kamu berteman baik dengan hati?
Lalu mengapa kamu sering bertengkar dengan logika saya?
Akan sangat indah saat kalian bertiga bisa bekerja sama :)
Cinta...
Tolong jaga dia, hasil konspirasi mu yang sangat indah.
Cerita ini mungkin tidak akan berakhir sempurna seperti dongeng kebanyakan.
Tapi tolong bertahan ya, dalam sosok nya.
Sosok yang kau pilih untuk hadir dan mengobati kelelahan jiwaku atas pertanyaan tentangmu.
Saya yakin kamu cukup pintar untuk tetap menjaga hubungan baik dengan Hati dan Waktu.
Biarkan Logika berdiri dengan keegoisan dan teori nya, dan saya akan membela kamu.
Sampai kamu terlalu lelah, untuk bertahan.
Cinta...
Aku percaya, kamu terlalu pintar untuk berbuat salah.
Aku percaya, kamu terlalu kuat untuk dikalahkan.
Aku percaya, kamu terlalu indah untuk dilupakan.
Aku percaya, kamu tidak pernah lelah untuk memberi alasan.
Terima kasih, kamu membela disaat semua orang berkata salah.
Terima kasih, kamu memberi aku dan dia waktu untuk bersama.
Terima kasih, telah menjadi penghangat diantara dua sosok ini.
Terima kasih, atas sosokmu yg tercermin dalam tangisan dan senyumku.
Dan aku percaya,
Kamu hadir untuk mendewasakan.
Dengan caramu...
Tertanda,
Sherly.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar